Spesies asing (alien species) merupakan jenis-jenis satwa maupun tumbuhan yang diintroduksi ke suatu kawasan sehingga apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada kawasan tersebut. Umumnya jenis-jenis ini akan mengganggu bila terlepas di alam liar kemudian mendominasi ekosistem yang terdapat di lokasi tersebut. Sekedar memberikan contoh adalah akasia nilotika di Taman Nasional Baluran yang semula digunakan sebagai sekat bakar kemudian malah mengganggu kawasan savana tempat banteng biasa berkumpul untuk makan. Akasia nilotika yang memiliki duri di tubuhnya menyebabkan banteng terluka apabila masuk ke savana untuk makan sehingga dapat menurunkan kesehatan banteng akibat infeksi dan mudah terserang jamur serta penyakit. Belajar dari kasus ini, spesies asing yang terdapat di Indonesia kemudian menjadi perhatian penting sehingga diperlukan adanya penanganan khusus untuk hal ini.
Terkait pemanfaatan aliens spesies untuk kegiatan bisnis sudah cukup banyak dilakukan di Indonesia baik berupa tanaman maupun hewan. Pembangunan hutan tanaman banyak menggunakan benih unggul asal negara lain yang kemudian diintroduksi dan dijadikan plot penelitian untuk melihat perkembangan pertumbuhan hutan tanaman serta ketahanannya terhadap serangan hama-penyakit tanaman. Penelitian ini penting karena klon-klon hasil penelitian unggul tersebut kemudian akan disilangkan dengan jenis lokal sehingga dihasilkan klon baru yang lebih unggul terhadap serangan hama penyakit, memiliki pertumbuhan kayu yang lurus serta umur panen yang pendek. Jadi dari sisi lain, penggunaan alien spesies untuk bisnis juga memiliki keuntungan apabila dikelola dengan baik, meskipun biaya pengelolaannya relatif cukup mahal apabila dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh melalui penggunaan spesies tersebut. Meskipun demikian peluang bisnis melalui pemanfaatan alien spesies ini masih terbuka lebar karena manfaat yang diberikan dan adanya kebutuhan manusia untuk jasa yang diperoleh dari kayu seperti kertas toilet, tissue, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan alien spesies oleh perusahaan-perusahaan besar umumnya lebih aman dibandingkan yang dilakukan oleh perorangan karena telah teredukasi dengan baik dalam hal pengelolaan dan tindakan yang perlu dilakukan terhadap alien spesies apabila terjadi ledakan populasi. Pengelolaan alien spesies seperti eucalyptus sp, akasia sp mulai dari perencanaan hingga pemanenan telah dikerjakan dengan baik sehingga dari sisi ekologis, pemanfaatan jenis-jenis ini cukup aman bagi ekosistem secara menyeluruh. Hal ini agak berbeda dengan pemanfaatan alien spesies oleh masyarakat secara perorangan atau kelompok yang belum teredukasi dengan baik. Umumnya mereka bertindak lebih serampangan karena belum memiliki dasar pengetahuan yang kuat terkait alien spesies, misalnya saja jenis ikan hias alligator dan arapaima yang dapat tumbuh besar. Apabila para hobies sudah bosan dengan binatang peliharaannya tersebut, cenderung membuangnya ke sungai sehingga hal ini membahayakan ekosistem komunitas sungai. Arapaima dan alligator apabila bertemu dengan pasangannya dapat menghasilkan keturunan yang akan mengganggu ekosistem sungai karena bersifat predator dan bertubuh besar sehingga telur yang dihasilkan umumnya juga banyak. Pernah ada kasus di mana ikan-ikan ini dibuang ke sungai dan tertangkap oleh jaring nelayan sehingga sempat menjadi kasus yang tersebar di media massa. Ini merupakan contoh bagaimana pengelolaan alien spesies tidak dapat dilakukan dengan pengetahuan yang bersifat standard karena akan menimbulkan ledakan populasi alien spesies dan mencelakakan lingkungan. Tindakan pemusnahan terhadap alien spesies apabila sudah tidak dibutuhkan lagi merupakan tindakan yang bijaksana karena mengurangi resiko terjadinya kerusakan lingkungan, meskipun terasa sadis dan kurang berperikemanusiaan. Tindakan ini dibutuhkan untuk menyelamatkan keberadaan spesies lokal agar genetiknya tidak hilang dihancurkan oleh alien spesies.
Oleh sebab itu, terkait pemanfaatan alien spesies untuk bisnis dibutuhkan adanya pengetahuan yang cukup mengenai sifat atau karakter jenis tersebut serta lokasi di mana akan dibangunnya usaha menggunakan alien spesies. Memperhatikan ukuran tubuh, masa tumbuh, faktor ekonomi dan sosial serta ekologis juga diperlukan agar alien spesies dapat dikelola dengan benar.
Penulis : IAN